Kamis, 13 Oktober 2011

Gadis Tangguh

Sore itu hujan mengguyur kota Bogor, dan hawa pun terasa semakin dingin bagi para pejalan kaki maupun pengendara motor. Banyak orang yang berteduh di emperan toko bagi mereka yang tidak membawa payung atau jas hujan. Di salah satu sudut emperan toko ada seorang gadis yang sudah kukenal yaitu Dira. Ia adalah teman sekolahku, ia cukup disegani disekolahku karena ia merupakan ketua Rohis. Di samping itu, dia juga sangat mahir dalam beladiri karate. Dia sering menjuarai perlombaan yang diadakan baik dari luar sekolah maupun dalam sekolah. Dia berperawakan tinggi dan lumayan cantik, sehingga tidak sedikit teman lelakiku yang menyukainya, dan ia juga memakai jilbab, sehingga wajahnya yang sudah cantik semakin cantik lagi.

Kulihat dia sangat gelisah dan kedinginan menunggu hujan yang tak kunjung reda, mungkin dia sedang menunggu seseorang pikirku. Dugaanku ternyata benar Dira sedang menunggu seseorang karena tak lama kemudian ada seorang wanita yang sudah kukenal menghampirinya,dia adalah kakak perempuan Dira. Tapi tak berapa lama kakaknya pergi dan meninggalkannya setelah memberi bungkusan berwarna coklat yang kukira itu berisi uang yang cukup banyak. Dan sejak tadi aku juga melihat ada 2 orang laki-laki yang tengah memperhatikan Dira. Aku sempat berpikir buruk kepada 2 orang tersebut,tapi pikiran itu segera kubuang jauh-jauh. Orang yang menunggu di emperan toko pun sudah mulai berkurang dikarenakan sudah tidak sabar menunggu hujan yang tak kunjung reda.

Tapi semakin lama kuperhatikan sepertinya 2 orang tersebut mempunyai niat yang kurang baik kepada Dira. Dalam pikirku apa 2 orang tersebut mengincar bungkusan berwarna coklat itu? Tapi mudah-mudahan pikiran burukku itu salah. Dan kurasa Dira pun menyadari bahwa kedua orang tersebut sedang memperhatikannya. Ketika aku sedang memperhatikan 2 orang tersebut, tiba-tiba kulihat mereka mengeluarkan benda yang mirip seperti pisau. Aku khawatir apa yang akan mereka berdua lakukan terhadap Dira. Tapi disamping itu aku pun takut untuk berkata ataupun berteriak. Tiba-tiba 2 orang tersebut mendekati Dira dan menodongnya sehingga membuat Dira kaget bukan main. Tangannya refleks memukul 2 orang tersebut, sehingga 2 orang itu jatuh tesungkur ke dalam genangan air hujan.

Aku tahu, pasti kedua orang itu tidak tahu bahwa sebenarnya Dira itu merupakan atlit karate. Mereka bingung karena kekuatan Dira yang begitu besar sehingga berhasil menjatuhkan mereka berdua dalam satu pukulan saja. Tak pelak kedua orang tersebut marah dan mulai bertindak semakin kasar terhadap Dira. Tapi dengan sigap dan kuda-kuda yang kuat Dira mampu menahan tindakan kasar kedua orang tersebut. Tapi bukannya membuat kedua orang itu takut, tapi semakin marah. Aku takut jika mereka berdua menusuk Dira dengan pisau yang mereka pegang.

Aku tidak berani bergerak dan berbuat apa-apa melihat kejadian itu, dan suasana di tempat itu sangat sepi dan tidak ada orang yang menyadari peristiwa tersebut. Ingin rasanya aku memukul kedua orang tersebut dengan kayu tapi aku tidak bisa melakukannya. Kulihat Dira tenang-tenang saja menghadapi 2 orang tersebut, dengan keahlian beladiri yang dimilikinya kurasa Dira mampu mengalahkan kedua orang itu dengan mudah. Perkelahian pun tak dapat dihindari, Dira dengan tangkas menghindari serangan dari kedua orang tersebut. Yang dapat aku lakukan untuk menolong Dira hanya menelepon kantor polisi terdekat. Setelah menelepon polisi aku hanya berdoa untuk keselamatan Dira.

Tampaknya kedua orang itu mulai kelelahan melawan Dira, kesempatan itu tidak dibuang sia-sia oleh Dira, ia langsung memukul kedua orang itu bertubi-tubi hingga keduanya tak bisa berbuat apa-apa lagi. Tak lama polisi segera datang dan menangkap kedua orang itu, ternyata polisi sudah mengenali para penjahat itu karena mereka sudah pernah masuk penjara sebelumya. Aku hanya bisa memeluk dan meminta maaf kepada Dira karena tidak bisa membantu apa-apa untuk melawan penjahat itu. Tapi Dira tersenyum padaku dan berterima kasih karena telah menelepon polisi, karena kalau tidak uang yang ia bawa untuk keperluan membayar biaya pengobatan ibunya yang sedang sakit akan hilang dirampas oleh kedua orang itu.

Lalu ia menceritakan permasalahan yang sedang ia hadapi, aku sangat terharu mendengar cerita ibunya yang sakit parah, mungkin karena masalah ini dia sering tidak masuk sekolah, lalu ia menjelaskan alasan mengapa ia sering tidak masuk sekolah, hal itu disebabkan karena ia bekerja menjadi guru karate di komplek perumahan dekat rumahnya untuk menambah biaya pengobatan ibunya. Karena upah kakaknya bekerja menjadi karyawan di sebuah perusahaan kecil tidak cukup untuk menutupi biaya pengobatan tersebut.

Dira sudah menjadi yatim sejak umur 8 tahun, ayahnya meninggal pada sebuah kecelakaan kereta api, ketika sedang dinas ke luar kota. Semenjak kepergian ayahnya, ibunya bekerja banting tulang untuk menafkahi keluarganya. Karena terlalu keras bekerja akhirnya sekarang ibunya sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Selama ibunya sakit Dira dan kakaknya tidak henti-hentinya mencari uang agar ibunya bisa pulih kembali seperti semula. Aku sungguh tidak menyadari bahwa seorang Dira yang kuanggap orang yang tidak punya masalah malah justru memiliki masalah yang sangat berat dalam hidupnya.

Besoknya Dira dipanggil pihak kepolisian untuk memberi keterangan tentang kedua penjahat itu terhadap peristiwa yang ia alami kemarin. Dan akhirnya kedua penjahat itu dipenjara lagi dalam waktu yang cukup lama. Dan aku hanya bisa menolong Dira dengan mengumpulkan dana dari teman-teman sekolah untuk membantunya membayar sebagian biaya pengobatan ibunya, untuk meringankan beban hidupnya yang sudah berat itu.

Aku mendapat pelajaran berharga dari Dira bahwa dikala hidup, kita harus berusaha tanpa menyerah walau sesulit apapun masalah membelit hidup kita. Dan aku berjanji padanya akan selalu mengingat pesan itu seumur hidupku.

Dan semenjak kejadian itu, aku sudah tidak pernah melihatnya lagi, aku tidak tahu apakah dia pindah atau kembali ke kampung halamannya bersama ibu dan kakak tercintanya. Tapi aku akan selalu mengingatnya. Dira temanku yang tangguh.



created by : Siti Sarah Amaliani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar